If we’re separate, what’s left between us?

Sausanza
2 min readNov 27, 2020

Hal hal yang tidak terduga, terjadi lebih banyak dari yang tidak kita inginkan.

Matamu, tempat segala sesuatu kembali, setelah menghabiskan satu hari dengan berpura pura.

Kau memelukku bukan karna butuh pelukan, dan kau tidak melakukannya bukan karna tidak tau aku butuh.

Kita hanya memegang keheningan masing masing. Berkali kali. Bertahun tahun.

Barangkali yang tidak terucap lebih banyak dari segala yang aku tumpahkan, untuk memenuhi diri sendiri, dan tetap kosong.

Bagaimana ini berakhir, seharusnya kita tahu, sebanyak ketidakengganan kau, kehilanganku.

Dan aku butuh alasan, agar sesuatu yang memang bukan tempatnya, terlihat salah

dan ketika kehancuran terjadi, aku mampu berkata baik baik saja

Sebab aku hanya mampu jujur kepada diri sendiri saat tidak sedang sendiri,

Aku menyangkal lebih banyak dari mencintaimu, dan kau takut kehilangan lebih banyak dari memberi yang aku butuh

Kita masih di episode yang sama. Kau ingin akhir bahagia. Aku ingin aku bahagia, setelah merasa dicintai, bukanlah hal yang benar benar kuinginkan

Kau tidak mengerti kerumitanku. Dan segala yang aku katakan, untuk merasa lebih baik.

Kau merasa telah bersikap cukup adil, seperti seharusnya, dan tetap disalahkan.

Kau berdiri pada kaki sendiri lebih banyak dari menghampiriku. Kita tidak sebegitu jauhnya sampai kau melihat betapa hilang arahnya amarah masing masing.

Melihat kekasih menderita, lebih buruk dari menjadi kekasih yang buruk.

Waktu memegang kendali lebih banyak dari seluruh yang kita habiskan untuk bertengkar, dan mencintai, dan diatas itu semua,

Aku yang tidak sanggup memahami bagaimana memahami orang lain

Menginginkan segala yang tidak mampu aku dapatkan, dari bertahan.

Apakah kaki digunakan untuk berlari? Atau menetap?

Bagaimana semua ketidakmungkinan ini menyatukan kita, apakah menanggung kehilangan lebih baik?

--

--