penyangkalan merupakan akhir perjalanan, sebelum mereka akhirnya membiarkan ketidaktahuan menghancurkan mereka.
satu hari yang tidak bertambah panjang, lebih mencekik dari hari kemarin yang tidak tiba, dikepalamu
potongan potongan kaca gedung bertingkat yang terlihat seperti memisah dari kejauhan tampak indah dengan cahaya lampu yang jauh, sejauh kau tidak tau kehilangan akan menantimu
membenamkan harapan sambil menadahkan tangan yang tertangkup menghadap langit yang membelakangi segala sesuatu yang basah, seperti metafora yang menjual dirinya dari ketidakhadiran dirinya sendiri.
maka bagaimana semua ini berakhir, kau hanya ingin merasa menang, meski telah kehilangan segalanya
kau ingin mengingat nasib buruk semata mata hanya titipan milik tetangga,
yang harus disimpan sampai sang pemilik tiba
oleh karena itu tidak masalah menggenggam kesedihan erat erat karna bukan milik sendiri
seperti kebohongan semata mata diakui jika telah menemukan alasan yang tidak menyakiti diri sendiri
diluar sana tidak ada yang mencintaimu, kecuali berpura pura melengkapi diri mereka dari kesendirian, sampai kekasihnya percaya kekosongan mereka nyata
apa yang membuat kemalangan hidup jadi seolah olah bukan pemberian yang baik tidak diingkari, saat itulah kau merasa utuh
setelah gagal menemukan diri sendiri dari potongan potongan orang lain yang kau inginkan dan diri sendiri yang ingin ditanggalkan.
kejatuhan akan terus datang sampai tidak ada tanah untuk melukai keputusan sendiri,
sebelum sempat penerimaan tiba.